BAB I
PENDAHULUAN
I.
LATAR
BELAKANG
Kehidupan
kita sehari-hari tidak lepas dari kebutuhan akan bahan bakar. Bahan bakar
merupakan senyawa kimia yang dapat menghasilkan energi melalui perubahan kimia.
Contoh yang paling sederhana adalah makanan yang kita santap sehari-hari.
Makanan yang sebagian besar terdiri dari karbohidrat diubah di dalam tubuh kita
menjadi senyawa gula yang mampu menghasilkan energi.
Dari manakah datangnya energi
tersebut atau bagaimana energi tersebut terbentuk? Energi tersebut terbentuk
dari suatu proses pembakaran. Pembakaran adalah reaksi kimia yang cepat antara
oksigen dan bahan yang dapat terbakar, disertai timbulnya cahaya dan
menghasilkan kalor. Kalor tersebutlah yang merupakan energi.
Makalah
ini disusun untuk memenuhi tugas 2 mata kuliah Bahan Bakar dan
Pelumas. Di samping itu juga untuk menambah pengetahuan atau pun wawasan bagi
para pembacanya.
Pada
makalah ini yang kami bahas adalah :
1.
Definisi proses pembakaran
2.
Prinsip pembakaran
3.
Komponen bahan bakar
4.
Proses pembakaran batubara
5.
Proses pembakaran bahan bakar cair
6.
Proses pembakaran bahan bakar gas
BAB II
PEMBAHASAN
PROSES
PEMBAKARAN BAHAN BAKAR PADAT, CAIR, GAS
I. DEFINISI
PROSES PEMBAKARAN
Bahan
bakar adalah suatu material yang dapat menghasilkan energi panas melalui proses
pembakaran. Proses pembakaran pembakaran pada dasarnya adalah proses oksidasi
bahan bakar dengan oleh oksigen. Proses pembakaran dapat terjadi bila
konsentrasi antara uap bahan bakar dan oksigen terpenuhi, dan terdapat energi
panas yang cukup.
Pembakaran
adalah reaksi kimia yang cepat antara oksigen dan bahan yang dapat terbakar,
disertai timbulnya cahaya dan menghasilkan kalor.
Pembakaran
spontan adalah pembakaran dimana bahan mengalami oksidasi perlahanlahan
sehingga kalor yang dihasilkan tidak dilepaskan, akan tetapi dipakai untuk
menaikkan suhu bahan secara pelan-pelan sampai mencapai suhu nyala.
Pembakaran
sempurna adalah pembakaran dimana semua konstituen yang dapat terbakar di dalam
bahan bakar membentuk gas CO2, air (= H2O), dan gas SO2, sehingga tak ada lagi
bahan yang dapat terbakar tersisa.
II. PRINSIP-PRINSIP
PEMBAKARAN
1.
Proses pembakaran
Pembakaran merupakan oksidasi cepat bahan bakar
disertai dengan produksi panas, atau panas dan cahaya. Pembakaran sempurna
bahan bakar terjadi hanya jika ada pasokan oksigen yang cukup.
Oksigen (O2) merupakan salah satu elemen
bumi paling umum yang jumlahnya mencapai 20.9% dari udara. Bahan bakar padat
atau cair harus diubah ke bentuk gas sebelum dibakar. Biasanya diperlukan panas
untuk mengubah cairan atau padatan menjadi gas. Bahan bakar gas akan terbakar
pada keadaan normal jika terdapat udara yang cukup.
Hampir 79% udara (tanpa adanya oksigen) merupakan
nitrogen, dan sisanya merupakan elemen lainnya. Nitrogen dianggap sebagai
pengencer yang menurunkan suhu yang harus ada untuk mencapai oksigen yang
dibutuhkan untuk pembakaran.
Nitrogen mengurangi efisiensi pembakaran dengan cara
menyerap panas dari pembakaran bahan bakar dan mengencerkan gas buang. Nitrogen
juga mengurangi transfer panas pada permukaan alat penukar panas, juga
meningkatkan volum hasil samping pembakaran, yang juga harus dialirkan melalui
alat penukar panas sampai ke cerobong.
Nitrogen ini juga dapat bergabung dengan oksigen
(terutama pada suhu nyala yang tinggi) untuk menghasilkan oksida nitrogen
(NOx), yang merupakan pencemar beracun. Karbon, hidrogen dan sulfur dalam bahan
bakar bercampur dengan oksigen di udara membentuk karbon dioksida, uap air dan
sulfur dioksida, melepaskan panas masing-masing 8.084 kkal, 28.922 kkal dan
2.224 kkal. Pada kondisi tertentu, karbon juga dapat bergabung dengan oksigen
membentuk karbon monoksida, dengan melepaskan sejumlah kecil panas (2.430 kkal/kg
karbon). Karbon terbakar yang membentuk CO2 akan menghasilkan lebih
banyak panas per satuan bahan bakar daripada bila menghasilkan CO atau asap.
Setiap kilogram
CO yang terbentuk berarti kehilangan panas 5654 kKal (8084 – 2430).
2.
Pembakaran Tiga T ( Pembakaran Sempurna )
Tujuan
dari pembakaran yang baik adalah melepaskan seluruh panas yang terdapat dalam bahan
bakar. Hal ini dilakukan dengan pengontrolan “tiga T” pembakaran yaitu :
(1) Temperature
Suhu
yang cukup untuk menyalakan dan menjaga penyalaan bahan bakar,
(2) Turbulence
Turbulensi
atau pencampuran oksigen dan bahan bakar yang baik,
(3) Time
Waktu
yang cukup untuk pembakaran yang sempurna.
Gambar 1.1. Pembakaran yang sempurna, yang baik dan
tidak sempurna
Proses meniadakan
salah satu unsure dari segitiga api ini yang digunakan untuk methode pemadaman
kebakaran. Yaitu dengan pendinginan untuk menghilangkan unsure energi panas,
dengan menyetop supply bahan bakar untuk menghilangkan unsure bahan bakar dan
penyelimutan ( blanketing ) untuk menghilangkan unsure udara ( oksigen ).
III. KOMPONEN DARI BAHAN BAKAR
Unsur utama yang terdapat pada
bahan bakar adalah Karbon ( C ) dan Hidrogen ( H ), sehingga sering kali
disebut dengan nama Hydracarbon Fuel, sedang unsure yang lain yang terkandung
dalam bakar ( misalnya : Nitrogen (N), Sulfur (S), Abu (A), Air (H2O) dan
lain-lain disebut dengan impurities atau senyawa pengganggu.
IV. PROSES PEMBAKARAN BATUBARA
Salah satu
jenis bahan bakar fosil ialah batubara. Dibandingkan bahan bakar fosil lainnya,
batubara mempunyai beberapa keunggulan, di antaranya:
- Batubara yang siap diekploitasi secara ekonomis terdapat dalam jumlah banyak.
- Batubara terdistribusi secara merata di seluruh dunia.
- Jumlah yang melimpah membuat batubara menjadi bahan bakar fosil yang paling lama dapat menyokong kebutuhan energi dunia.
Namun, batubara juga memiliki
kelemahan yaitu:
- Identik sebagai bahan bakar yang kotor dan tidak ramah lingkungan karena komposisinya yang terdiri dari C, H, O, N, S, dan abu.
- Kandungan C per mol batubara jauh lebih besar dibandingkan bahan bakar fosil lainnya sehingga pengeluaran CO2 dari batubara jauh lebih banyak. Selain itu, kandungan S dan N batubara bisa terlepas sebagai SOx dan NOx dan menyebabkan terjadinya hujan asam.
Oleh karena itu, perlu dikembangkan
metode baru dalam pemanfaatan batubara agar dapat meredam isu-isu lingkungan
yang mungkin terjadi.
Salah satu
metode yang dapat menjadi alternatif ialah pembakaran batubara menggunakan
campuran O2/CO2. Keunggulan utama dari metode ini yaitu
adanya daur ulang aliran gas keluaran sehingga kandungan CO2 pada
aliran tersebut sangat tinggi, mencapai 95%. Dengan kandungan CO2
yang tinggi, proses pemisahan karbondioksida menjadi lebih mudah dan ekonomis
dibandingkan pada pembakaran batubara konvensional (menggunakan udara) yang
hanya menghasilkan CO2 sekitar 13% pada gas keluaran. Gas keluaran
dengan kandungan CO2 sampai 95% bahkan dapat langsung digunakan
untuk proses oil enhanced recovery (EOR) [2]. Pembakaran
batubara menggunakan campuran O2/CO2 ditampilkan pada
gambar di bawah ini.
Batubara (fuel)
dibakar dalam sebuah combustion chamber dengan menggunakan campuran
gas oksigen dan karbondioksida. Oksigen didapatkan dari proses pemisahan
nitrogen dan oksigen dari udara dalam sebuah Air Separation Unit.
Karbondioksida sendiri merupakan gas hasil pembakaran batubara yang kembali
dialirkan ke dalam combustion chamber. Aliran recycle karbondioksida
ini menyebabkan peningkatan konsentrasi gas karbondioksida yang sangat
signifikan di aliran keluaran sehingga memudahkan proses pemisahan
karbondioksida itu sendiri.
Pemisahan
karbondioksida dapat diselenggarakan menggunakan metode konvensional seperti
menggunakan CO2 absorber maupun metoda terkini seperti
pemisahan dengan membran. Tingginya konsentrasi CO2 di aliran umpan absorber
atau membran akan memudahkan proses pemisahan sehingga spesifikasi alat
pemisah tidak terlalu memakan biaya besar.
Selain kandungan
CO2 gas keluaran yang tinggi, metode ini juga mempunyai efisiensi
pembakaran karbon yang tinggi. Hasil penelitian Liu (2005) menunjukkan bahwa
pembakaran batubara menggunakan media O2/CO2 menghasilkan
efisiensi pembakaran karbon yang lebih tinggi dibandingkan pembakaran batubara
konvensional. Hal itu dibuktikan dari kandungan karbon baik pada fly ash
maupun bottom ash yang jauh lebih sedikit.
V. PROSES PEMBAKARAN BAHAN BAKAR CAIR
Bahan bakar
minyak bukan terdiri dari senyawa murni, tetapi campuran yang sebagian besar
adalah hidrokarbon jenuh. Oleh karena itu, reaksi yang tepat untuk pembakaran
dari bahan bakar minyak adalah sebagai berikut:
2( -CH2-) + 3O2 ->
2CO2 + 2H2O
Perhatikan :
dalam reaksi pembakaran bahan bakar minyak ikatan C-C hanya dihitung sekali
karena dalam (-CH2-) dihitung 2 x C-C.
Diperkirakan
reaksi tersebut menghasilkan energi sebesar 1220 kJ. Per mol oksigen, energi
yang dibebaskan hanyalah 407 kJ, energi yang setara dengan energi yang
dihasilkan metana. Per gram bahan bakar energi yang di bebaskan adalah 43.6 kJ
, lebih sedikit dari metana. Hal ini disebabkan hidrokarbon jenuh (terutama rantai
pendek) yang mempunyai perbandingan H/C lebih kecil dari 2/1 karena kumpulan
metil di ujung rantai hidrokarbon. Selain itu, bahan bakar minyak mempunyai
campuran senyawa aromatik yang mempunyai perbandingan H/C lebih besar dari 2/1.
Sebagai contoh, minyak mentah mempunyai kandungan energi per gram sebesar 45.2
kJ (menghampiri dengan perhitungan dalam tabel 1 untuk bahan bakar minyak).
Sedangkan minyak yang sudah diproses kandungan energi per gram nya meningkat ke
48.1 kJ (menandakan meningkatnya perbandingan H/C).
VI. PROSES PEMBAKARAN BAHAN BAKAR GAS
Gas
alam (Natural gas) tersusun oleh komponen utama gas metana (CH4).
Selain gas metana terkadang pada gas alam juga ditemui gas etana, propana,
butana, karbonmonoksida, nitrogen, helium, dan hidrogen sulfida dalam jumlah
kecil. Bahan bakar gas alam memiliki beberapa kelebihan jika dibanding jenis
bahan bakar padat dan cair, yaitu :
a.
Tersedia dalam jumlah yang sangat
besar di dalam perut bumi.
b.
Transportasi gas alam lebih mudah
karena bisa melalui pipa-pipa gas bawah tanah.
c.
Menghasilkan pembakaran yang bersih,
tidak menghasilkan hasil pembakaran yang membahayakan bagi lingkungan, tidak
menghasilkan abu.
d.
Dapat digunakan pada ruang bakar
yang sederhana.
e.
Harga bahan bakar gas lebih murah
dibanding bahan bakar cair.
1.
3.
BAB
III
PENUTUP
I.
KESIMPULAN
1.
Pembakaran adalah reaksi kimia yang
cepat antara oksigen dan bahan yang dapat terbakar, disertai timbulnya cahaya
dan menghasilkan kalor.
2.
Unsur utama yang terdapat pada bahan
bakar adalah
a. Karbon
( C ) dan
b. Hidrogen
( H )
3.
Pembakaran
sempurna/ baik membutuhkan :
a.
Suhu yang cukup untuk menyalakan dan
menjaga penyalaan bahan bakar,
b. Turbulensi
atau pencampuran oksigen dan bahan bakar yang baik,
c.
Waktu yang cukup untuk pembakaran yang
sempurna.
4.
Setiap reaksi atau proses suatu
pembakaran akan menghasilkan energi, yaitu panas atau kalor.
II.
DAFTAR PUSTAKA/ REFERENSI
we nemu blog e mas dika haha isine yo lagune mbak natalin duh, tapi apik lah sip sip :)
BalasHapus